Bupati… Oh Bupati….

Bupati…. wahai bupati

Sungguh engkau seperti tak punya harga diri

Berjalan lenggak-lenggok sembari mengumbar janji

Kepada rakyat kecil enkau berjanji

Untuk memberi dan mengasihi apa yang mereka harapi

Tapi…. wahai Engkau Bupati..

Tak pernah kau penuhi janji

Demi Perut mu yang kau besarkan seperti kendi

Memakan harta rakyat tanpa hati nurani

Mendapat gaji tanpa kerja yang mumpuni..

Bupati…. oh Bupati….

Dengarlah jeritan-jeritan kecil hati rakyat mu ini

Agar kami hidup lebih berarti

Tak hanya kau bodohi dan kau sumpali janji tak berarti

Wahai Bupati yang kuhormati…

Dengarlah Jeritan batin yang ku ungkapkan ini

Jeritan tentang harapan kecil yang ingin kau penuhi

Yakni…

Kembangkanlah kota kami ini

Jangan engkau curi apa yang jadi miliki rakyat-rakyat kecil ini

Jangan kau biarkan kaki-kaki kecil kami ini

Terus menangis dan merintih karna mulut dan  perut besar mu yang memakan hak kami

Wahai Bupati……..

Kau memang anak pemimpin Negeri

Tapi tolonglah kami wahai bupati

Mengertilah perasaan KAMI

Agar kami dapat hidup mandiri dinegara Indonesia MADANI.

By: Misbakhudin Al-Abdul Munir

Leave a comment

Up ↑